Selasa, 29 Maret 2016

Entah..

Seperti judulnya, entah. Seperti yang kurasakan dalam hati ini yaitu entah. Aku sendiri tak tahu harus bagaimana mengekspresikan rasa yang begitu berkelumit dihati ini. Ya Allah..Ya Rasulullah..apakah hamba sedang jatuh cinta kali ini? Apakah hambamu yang lemah ini Engkau tunjukkan jalan menuju pintu jodoh? Oh..terlalu naif nak tuk berkhayal hal itu. Aku tak terlalu menarget, aku masih pening menghadapi gelombang arus perkuliahan ini ditambah masa kelam kisah cintaku yang berakhir hampir satu tahun yang lalu. Aku menganggapmu sebagai sahabat..sabahat dekatku. Dimana kita bisa saling curhat dari A-Z, disaat engkau butuh aku ada, disaat aku butuh kau pun ada. Tapi semua masih kuanggap sebagai bunga persahabatan diantara kita. Aku enggan tuk terjebak dalam jurang yang meretakkan kedekatan kita hampir dua tahun ini. Bukan perkara mudah menjadi tempat "sampah" diantara kita. Dengan itu membuat kita saling mengetahui keadaan kita masing-masing. Entah mengapa sesekali terngiang saat beberapa hari lalu menemanimu disaat kau dalam kondisi emergency. Dari resepsionis, pendaftaran, cek lab, hingga pembiayaan aku pun turut mengurusnya. Wahai sahabatku, aku tak mau terjerumus kedalam rasa yang masih entah ini. Kau tetap sahabatku yang paling indah "pasuryanipun" masalah rasa ini biar Allah yang mengatur, kalau memang menyatu ya biarlah Dia menyatukan. Tapi bila tidak, sekarang dan selamanya kau tetap sahabat terbaikku :)

Catatan hati ini teruntuk engkau yang masih dirahasiakan oleh Sang Khalik..

Ku tau aku bukan yang terbaik. Aku takkan bisa menjadi seperti yang kau inginkan dan mungkin cintaku tak sempurna. Tapi aku hanya ingin menjadi bagian dari kisahmu, kau terlalu jauh dari sorot mataku namun aku selalu mengingatmu di setiap kedipanku.

Aku sanggup melihatmu dimana saja. Diluasnya langit, dibirunya laut, didepan cermin. Karena untuk hati dan pikiranku kau ada.

Jika aku tersenyum namun kau bersedih, aku bisa sedih. Namun jika aku sedih namun kau senyum, aku bisa tersenyum. Kau tersenyum membaca tulisanku padahal aku menulis karena membaca senyummu. Mencintaimu juga harus mengingat larangan Tuhan. Sebab, aku tak ingin hanya membuatmu tersenyum melihat dunia, namun aku juga ingin membuat Tuhan tersenyum melihat kita. Jangan terlalu takut kehilangan aku, sesungguhnya aku takkan pernah pergi darimu. Kau boleh tenang sekarang. Kamu, aku, dua pena yang sedang menulis satu cerita di kertas yang bernama usia.

KAU ADALAH SATU SATU NYA PELANGI YANG BISA KULIHAT TANPA HARUS MENUNGGU HUJAN :)

Rindu tak terucap kata, karena itu kutulis saja, di udara, tanpa pena..
Semoga sampai pada nafasmu

Trompah Nabi..

“Sandal Nabi Muhammad berada di atas dunia ini. Seluruh makhluk berada di bawah naungannya. Ketika Nabi Musa dipanggil Allah di Gunung Tursina, ia diperintah untuk melepaskan sandalnya. Sedang Nabi Muhammad meski berada di sisi Allah, ia tidak pernah diperintah melepaskan sandalnya”.

Begitulah kira-kira terjemah diantara syair Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani tetang puji-pujiannya kepada Sandal Rasulullah SAW. 

Syaikh Yusuf An-Nabhani juga melukis Sandal Rasulullah SAW. Lukisan ini adalah lukisan sandal Rasulullah SAW yang paling benar diantara gambar-gambar yang pernah ada sebelumnya. Lukisan ini diambil dari kitab “Fathul Muta’al” Karya Al-‘Allamah As-Syihab Ahmad al-Muqri yang telah diberi rekomendasi oleh para ulama dan huffadh seperti As-Suyuthi, As-Sakhawi, dan dan Ad-Daimi. 

Lukisan sandal Rasulullah SAW banyak dijadikan semacam jimat, terutama oleh kalangan Aswaja. Dan memang, walaupun berupa lukisan, ia mempunyai banyak faidah diantaranya seperti yang dituturkan oleh Ibnu ‘Asakir bahwa Syeikh Abu Ja’far Ahmad bin Abdul Majid memberikan lukisan sandal Rasulullah kepada sebagian muridnya. Setelah beberapa hari menerima, seorang muridnya datang kepadanya dan berkata: “Tadi malam berkat lukisan sandal ini istri saya yang sedang sakit parah sembuh seketika. Aku letakkan lukisan ini di atas badannya yang sakit dan aku berdoa: “Allahumma arini barakata shahibi hadzan na’li”.

Abu Bakar Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan dalam salah satu bait syairnya bahwa lukisan sandal Rasulullah dapat menyembuhkan penyakit, membahagiakan orang yang susah dan member keamanan dari ketakutan

Al-Qisthillani dan Al-Muqri menukilkan banyak khasiat lukisan sandal dengan menyimpan dan selalu membawanya kemanapun pergi.

An-Nabhani menukil beberapa faidah lukisan sandal ini, dimana faidah tersebut telah diuji (mujarrab) oleh para ulama terdahulu, diantaranya adalah: 

Orang yang selalu membawanya akan selamat dari gangguan pengacau, dan orang yang akan berbuat hasud.Bila wanita hamil membawanya di tangan kanannya ketika akan melahirkan, maka proses melahirkan akan digampangkan, bi haulillah wa quwwatihi.Mendapatkan penjagaan dari sihir.Orang yang selalu membawanya akan diterima di masyarakat, dan akan dapat  melihat beliau dalam mimpi dan menziarahi Rosululloh Bila tentara membawanya, maka pasukannya akan menang. Bila dibawa bepergian (baik darat maupun laut), maka akan selamat. Jika ditaruh dalam rumah, maka rumah tersebut tidak akan terbakar. Jika ditaruh dalam barang dagangan, maka barang tersebut tidak akan dicuri.Bila untuk suatu hajat, bertawassul dengan pemilik sandal ini (Rosululloh)  maka hajat kita akan dikabulkan. Atau untuk suatu kesempitan (masalah), maka akan diberi jalan keluar. Atau pada orang yang sakit, maka ia akan sembuh.Dan orang yang menaruh gambar tersebut di atas kepalanya, maka Alloh akan memenuhi apa yang dicita-citakannya.

Syeikh Yusuf An-Nabhani adalah satu diantara ulama-ulama yang telah berusaha menggambarkan sifat sandal Rasulullah SAW yang tersebut dalam kitab-kitab sirah nabawiyah yang mereka tulis. Ulama-ulama tersebut merupakan para imam, pembesar dari kalangan huffadz dan para muhadditsin. Pembahasan dan perhatian mengenai sifat sandal Rasulullah berusaha di perdalam  dilakukan secara mendalam, disertai puji-pujian terhadap sandal tersebut dalam bentuk syair maupun natsar. Para ulama itu diantaranya adalah Ibnul ‘Arabi, Ibnu ‘Asakir, Ibnu Marzuq, Al-Fariqi, As-Suyuthi, As-Sakhawi, At-Tata’i dan Al-‘Iraqi.

Pelukisan sandal Rasulullah tentunya muncul dari kecintaan kepada Rasulullah SAW, yang diberi keistemawaan berupa derajat dan kedudukan yang tinggi. Ibarat sesorang mencintai orang lain, maka segala apa yang berhubungan dengan yang dicintai, juga akan disukainya.

Lukisan sandal hanya sebagai wasilah kepada Rasulullah SAW yang telah diberikan Allah badan dan kaki yang bagus dan tidak ada orang lain yang menyamainya. Sebenarnya bukan mencintai sandal, tetapi mencintai orang yang memiliki sandal itu.Shallallahu alaihi wa alihi wa shahbihi wa sallam

Dhawuh Almagfurlah Kyai Chamim Djazuli (GUS MIEK), Perintis Majlis Semaan Al-Quran & Dzikrul Ghofilin JANTIKO MANTAB, serta penembus penggali pengangkat tradisi Qurani Kraton Ngayogyakarta :

1. Sing penting emut dhumateng ALLAH (yg penting selalu ingat kepada ALLAH)

2. Boten rumaos langkung sae langkung suci tinimbang liyane (tidak merasa lebih baik lebih suci dari orang lain)

3. Boten sempat nglirik maksiate liyan (tidak sempat melirik/mencari-cari keburukan orang lain)

4. Kalih sinten2 gadhah manah sing sae (dengan siapa pun/mahluk berbaik hati/mendoakan)
.
.
.
.

1. Ayyuha ad-dunya thallaqtuka fa’anta thaliqah.(Wahai dunia, aku telah menalak kamu, sungguh aku telah mentalak kamu)

2. Jadilah seburuk-buruk manusia di mata manusia tetapi luhur di mata Allah.

3. Kunci sukses adalah bergaul, dan di dalam bergaul kita harus ramah terhadap siapa saja. Sedang prinsipnya adalah bahwa pergaulan harus menjadikan cita-cita dan idaman kita tercapai, jangan sebaliknya.

4. Kalau ada orang yang menggunjing aku, aku enggak usah kamu bela. Kalau masih kuat, silakan dengarkan, tapi kalau sudah tidak kuat, menyingkirlah.

5. Kalau ada orang yang menjelek-jelekkan, temani saja, jangan menjelek-jelekkan orang yang menjelek-jelekkan. Kalau memang senang mengikuti sunnah nabi, ya jangan dijauhi mereka itu karena nabi itu rahmatan lil alamin.

6. Era sekarang, orang yang selamat itu adalah orang yang apa adanya, lugu dan menyisihkan diri.

7. Dunia ini semakin lama semakin gelap, banyak hamba Allah yang bingung, dan sebagian sudah gila. Sahabat Muazd bin Jabbal berkata: “siapa yang ingat Allah di tengah-tengah dunia yang ramainya seperti pasar ini, dia sama dengan menyinari alam ini.”

8. Kalau kamu mengerjakan kebaikan, sebaiknya kau simpan rapat-rapat; kalau melakukan keburukan, terserah kamu saja: mau kau simpan atau kau siarkan.

9. Kalau kamu mau bertemu aku, bacalah Al-Fatehah 100 kali.

Wallahusowab..semoga kita semua menjadi pribadi yang senantiasa selalu berusaha "ngangsu berkahing gusti"
Aminn..

Bersama (dari kanan) : Gus Humay, Gus Dino, Kangmas Anggit, saya, Kangmas Gege (putra sekda diy) foto bersama dalam rangka pengajian haul ke 77 KH. M Munawir (Pendiri PP Al Munawir Krapyak Yogyakarta) serta sambutan oleh sedherek santri Dan santriwati komplek Hindunanisah..

Perkenalan

Bismillah..
Sebelum semuanya dimulai, saya ucapkan alhamdulillah akhirnya setelah cukup kebingungan dengan beberapa improvement google terhadap aplikasi ini, blog ini dapat terwujud :D kedepan insyaAllah mungkin tempat ini dapat menampung isi dari keseloan saya setelah melalui rutinitas kuliah, dsb. Mungkin akan bermacam macam konten tulisan saya, kadang tentang otomotif, kadang tentang kehidupan (kayak udah hidup lama aja wkwk), budaya, sosial, keagamaan, kebangsaan, dan masih banyak lagi..
Sekian..salam..