Kamis, 26 Mei 2016

Kasepuluh??

Refleksi sepuluh tahun yang lalu. Bak pukulan yang amat sangat begitu dasyat. Entah itu fisik maupun mental. Manusia diingatkan oleh Tuhan atas kebesaranNya. Semacam Tuhan berkata "ngger, koe kok lali karo aku yo, kene tak test awakmu iseh sayang ora mbek aku". Begitu romantis Tuhan itu. Mengalahkan romantisme romeo dan juliet, atau bahkan habibi ainun, apalagi cuman aadc. Skenario Tuhan itu unik, klasik, tapi indahnya tiada tara. Ada manusia yang mempunyai hajat, berdoa siang dan malam, berdzikir setiap waktu. Selalu mengucap "Ya Allah..laillahaillallah". Tapi Tuhan berkata lain, "Koe sik sabar yo ngger bakal ono wektune" akhirnya setelah si manusia itu ikhlas menerima ujian dariNya baru Tuhan mengabulkan walau dengan jalan yang tak terduga dan begitu unik. Hanya senyum yang merekah bagi semua yang menyadari akan indahnya skenario Tuhan. Wallahualam bis sowab..hanya Engkau yang mengetahui semuanya yaa Tuhanku, mana yang terbaik untuk hambamu
-nn-

Senin, 11 April 2016

KISAH TITIP SALAMNYA KANJENG NABI MUHAMMAD SAW KEPADA KYAI KHOZIN BUDURAN-SIDOARJO

Salah seorang waliyulloh yang terkenal keramat, Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan-Madura, suatu kali menunaikan ibadah haji. Beberapa saat ketika beliau singgah di Madinah hendak berziaroh kemakam Rosululloh di Ar-Roudhoh, beliau berjumpa dengan Nabi SAW. Ketika itu beliau terlihat mesra sekali bercengkrama dengan Nabi, hingga sebelum berpisah, Nabi mengatakan kepada Syaikhona Kholil Bangkalan bahwasannya kalau Syaikhona kembali ketanah air supaya menyampaikan salamnya Nabi kepada Khozin dari Buduran-Sidoarjo.
Begitulah, selepas kapal yang ditumpangi Kyai Kholil sandar di pelabuhan Kota Surabaya ( sekarang Tanjung Perak ), beliau tidak langsung menuju Bangkalan-Madura, akan tetapi langsung menuju Buduran-Sidoarjo mencari orang yang bernama Khozin sebagaimana yang disarankan Nabi SAW kepadanya. Begitu sampai di Buduran, beliau menanyai beberapa orang yang dijumpainya, menanyakan rumah Khozin. Setiap jawaban yang beliau peroleh berfariasi, mulai Khozin tukang cukur rambut, tukang sepatu sampai profesi yang disebutkan, dan semuanya tidak cocok dengan sosok yang beliau bayangkan. Hingga suatu saat kemudian dipagi hari beliau bertemu dengan bapak tua berpakaian kaos oblong, dengan memakai sarung yang agak dicincingnya sedang menyapu halaman sebuah rumah yang mirip sebuah pesantren dengan beberapa gothaan ( bilik-bilik bambu para santri ), Kyai Kholil lalu menghampiri bapak tersebut yang tengah sibuk dengan aktifitasnya tersebut. Setelah mengucapkan salam dan dijawab oleh bapak tersebut, beliau bertanya ;

" Pak, dimanakah rumah Khozin ?"

" Kalau nama Khozin, banyak disini ". Jawab orang tersebut.

" Tapi kalau Kyai hendak mencari Khozin yang dimaksud Rosululloh sewaktu sampean di Madinah, ya saya ini Khozin yang beliau maksud ". Lanjut bapak tersebut.

Syaikhona Kholil tersentak kaget setelah mendengar jawaban spontan tersebut. Serta merta beliau menjatuhkan koper perbekalan yang dibawanya dan mencium tangan bapak tersebut berulang kali.

Ya, itulah Kyai Khozin Khoiruddin pengasuh pondok Siwalan Panji Buduran sekaligus perintis tradisi khotaman Tafsir Jalalain, yang diera Kyai Ya'kub Hamdani terkenal sebagai pondoknya para wali. Hadrotussyaikh Kyai Hasyim Asy'ari adalah alumni ponpes ini, dimana beliau sempat diambil menantu oleh Kyai Ya'qub dengan mempersunting puterinya yang bernama Khodijah, dari perkawinan beliau lahir seorang putra bernama Abdulloh. Tapi sayang keduanya ( Nyai Khodijah dan Abdulloh putranya ) wafat di Makkah pada tahun 1930, dipondok ini gothaan kyai Hasyim ketika masih nyantri sampai sekarang diabadikan, dan diantara alumni yang lain adalah seperti Mbah Hamid Abdulloh Pasuruan, Kyai As'ad Syamsul Arifin Situbondo, Mbah Ud Pagerwojo, Mbah Jaelani Tulangan ( konon menurut penuturan cucunya kepada saya, disuatu musim kemarau waktu itu banyak para petani yang kehausan karena sumur disawah maupun rumah kering kerontang, ditengah kehausan itu tiba-tiba mereka melihat Mbah Jaelani melayang-layang diudara sambil membawa timba-timba berisi air beserta pikulannya ), ada juga wali kendil ( kakak beradik yang meninggal ketika masih menjadi santri . Si adik ahli mutholaah kitab sedangkan si kakak ahli tirakat, hingga pada suatu hari kakaknya marah melihat adiknya menanak nasi karena tidak menghormati kakaknya yang sedang berpuasa. Ditendangnya kendil buat menanak nasi itu hingga pecah berantakan. Melihat itu si adik diam sambil mengambil serpihan-serpihan kendil yang pecah berantakan itu ditempelkannya lagi potongan serpihan itu dengan ludahnya hingga kembali utuh seperti sedia kala. Hingga ketika keduanya meninggal, makam adiknya tidak mau berjejer berdampingan dengan kakaknya, setiap hari makam adiknya bergeser maju bahkan konon sampai menembus pagar batas makam, dan pada akhirnya oleh Kyai Ya'kub makam santrinya itu diperingatkan agar cukup sampai disitu saja. Hingga sampai sekarang makam keduanya yang awalnya berjejer sudah tidak lagi seperti pertama kali dimakamkan, makam adiknya lebih maju kedepan melewati batas nisan kakaknya ),dan Kyai Kholil Bangkalan sendiri termasuk alumni Siwalan Panji.

Pondok Siwalan Panji ini berdiri sekitar tahun 1787 oleh Kyai Hamdani. Menurut Gus Rokhim ( alm ) pemangku pondok Khamdaniyah yang juga generasi ke tujuh dari Mbah Khamdani, ketika tanah siwalanpanji masih berupa tanah rawa, Mbah Hamdani meminta kepada Allah agar tanah rawah ini diangkat kepermukaan untuk dijadikan sebagai kawasan syiar Islam waktu itu.

“Ketika itu Mbah Hamdani meminta pertolongan kepada Allah, tidak berselang lama, tanah yang sebelumnya rawa, tiba-tiba terangkat dan menjadi daratan,”. Tidak hanya itu, pada awal awal pengerjaan pondok, kayu bangunan pondok yang didatangkan dari cepu melalui jalur laut tiba-tiba pecah dan terserak dan berpencar. Namun karena pertolongan Allah, kayu-kayu yang semula berpencar ini, bergerak sendiri melalui sungai menuju sungai di seberang kawasan pondok.

“Ada satu kayu yang tersangkut di kawasan Kediri, dan sekarang disebut menjadi kayu cagak Panji,” cerita Gus Rokhim.

Dijuluki pondoknya para wali karena setiap tahun alumni yang keluar bbeberapa diantaranya sudah mempunyai karomah-karomah luar biasa ketika masih menjadi santri.

Konon dari beberapa riwayat yang saya kumpulkan, dipondok Panji atau Siwalan Panji inilah kitab Tafsir Jalalain pertama kalinya dibaca secara klasikal pada tahun 1789 M. Sistem penddikin ala madrosah Diniyyah juga sudah ada pada waktu itu, hanya saja formatnya tidak seperti sekarang yang tersusun sistematis dan terencana.

Semenjak itu Syaikhona Kholil selalu mewanti wanti agar santri beliau yang boyong agar tabarrukan dulu di pondok Panji yang diasuh Kyai Khozin ketika itu, sebagai bentuk ketakdzhiman Syaikhona Kholil kepada Kyai Khozin.

Mungkin inilah salah satu alasan mengapa sampai sekarang pondok Panji, terutama pondok Al Khozini banyak dipenuhi santri dari Madura, sebagai bentuk ketakdzhiman mereka pada dawuh Syaikhona Kholil Bangkalan.

Wallohu a'lamu bis showab

————————

Minggu, 10 April 2016

Idealis yang kosong!

Yo cen kui judule, nek koe ra seneng minggato ojo neng Indonesia. Hanya di Indonesia mahasiswa idealisme tinggi, ngomong hebat, ngaku agen perubahan tapi nol. Bukan nol hasilnya tapi nol idealismenya. Heran, jane do mikir ora to demo ukt, protes ukt. Diwenehi ukt cendek njaluk gratis, diwenehi ukt duwur jaluk cendek. Rumangsamu kui kampus e mbahmu. Opomeneh mahasiswa bulaksumur sek jare terkenal pinter dan cerdas. Aku yo mahasiswa bulaksumur, tapi males melu protes ukt. Aku cen apatis, nek koe ra seneng kene maju siji siji. Duit iku le ngecakke wis angel awakmu iseh kakean protes. Nek arep murah dosenmu ojo professor ben raperlu nggaji gede. Ac ne copot, wifine dikurangi kecepatane, terus cah bidik misi miskin sek ra masuk kriteria diresiki. Nek wani mbok ngono, dadi mahasiswa agen perubahan bul mung nyangkem rawani prihatin. Mangsane nek wis sinau sregep njuk pinter ki dewo po? Mbah mu po piye kabeh ki kudu nggo ati. Kecerdasan ki nyumbang ra nganti 20%. Sebagian kehidupan lakukan dengan hati, rasakan dengan hati. Wis ngono wae, nek wani do prihatin ora mung nyangkem omong kosong..

Konco Edan

Ketoke judul kui pas nggo judul lehku kekancan karo wong loro iki. Loro loro ne asli semarang, nek aku asli jogja. Nek karo wong loro iki seko A tekan Z iso dicritake. Lungo nengdi wae asal selo mesti pancal. Wong loro kui konco edanku, konco sablenk ku wkwkwk. Yo ngene ki rasane kekancan, bahagia dan saling berusaha membahagiakan. Yo ra lur? Nek duwe konco ngeneki diwet wet lur ora malah dibribiki nek koe jomblo. Minimal nduwe konco ngene nek koe entuk undangan resepsi iso dijaluki tulung ngancani hahaha

Kyai itu terbagi dalam 5 macam kriteria :
~ Kyai TANDUR: Kyai yg sukanya ngasuh pondok pesantren, ngopeni para santri.
~ Kyai CATUR: Kyai yg suka terjun ke dunia politik.
~ Kyai TUTUR: Kyai yg sukanya berdakwah ditengah masyarakat luas, biasa disebut jg Mubaligh,Da'i.
~ Kyai SEMBUR: Kyai yg biasa jadi rujukan orang berkonsultasi, ahli Suwuk, ahli Hikmah.
~ Kyai WUWUR: Kyai yg menjadi rujukan hukum oleh para kyai lainnya, Ahli Fatwa, Pengayom Umat, biasa juga disebut Kyai Khos.

(Habib Luthfi bin Yahya)

Selasa, 29 Maret 2016

Entah..

Seperti judulnya, entah. Seperti yang kurasakan dalam hati ini yaitu entah. Aku sendiri tak tahu harus bagaimana mengekspresikan rasa yang begitu berkelumit dihati ini. Ya Allah..Ya Rasulullah..apakah hamba sedang jatuh cinta kali ini? Apakah hambamu yang lemah ini Engkau tunjukkan jalan menuju pintu jodoh? Oh..terlalu naif nak tuk berkhayal hal itu. Aku tak terlalu menarget, aku masih pening menghadapi gelombang arus perkuliahan ini ditambah masa kelam kisah cintaku yang berakhir hampir satu tahun yang lalu. Aku menganggapmu sebagai sahabat..sabahat dekatku. Dimana kita bisa saling curhat dari A-Z, disaat engkau butuh aku ada, disaat aku butuh kau pun ada. Tapi semua masih kuanggap sebagai bunga persahabatan diantara kita. Aku enggan tuk terjebak dalam jurang yang meretakkan kedekatan kita hampir dua tahun ini. Bukan perkara mudah menjadi tempat "sampah" diantara kita. Dengan itu membuat kita saling mengetahui keadaan kita masing-masing. Entah mengapa sesekali terngiang saat beberapa hari lalu menemanimu disaat kau dalam kondisi emergency. Dari resepsionis, pendaftaran, cek lab, hingga pembiayaan aku pun turut mengurusnya. Wahai sahabatku, aku tak mau terjerumus kedalam rasa yang masih entah ini. Kau tetap sahabatku yang paling indah "pasuryanipun" masalah rasa ini biar Allah yang mengatur, kalau memang menyatu ya biarlah Dia menyatukan. Tapi bila tidak, sekarang dan selamanya kau tetap sahabat terbaikku :)

Catatan hati ini teruntuk engkau yang masih dirahasiakan oleh Sang Khalik..

Ku tau aku bukan yang terbaik. Aku takkan bisa menjadi seperti yang kau inginkan dan mungkin cintaku tak sempurna. Tapi aku hanya ingin menjadi bagian dari kisahmu, kau terlalu jauh dari sorot mataku namun aku selalu mengingatmu di setiap kedipanku.

Aku sanggup melihatmu dimana saja. Diluasnya langit, dibirunya laut, didepan cermin. Karena untuk hati dan pikiranku kau ada.

Jika aku tersenyum namun kau bersedih, aku bisa sedih. Namun jika aku sedih namun kau senyum, aku bisa tersenyum. Kau tersenyum membaca tulisanku padahal aku menulis karena membaca senyummu. Mencintaimu juga harus mengingat larangan Tuhan. Sebab, aku tak ingin hanya membuatmu tersenyum melihat dunia, namun aku juga ingin membuat Tuhan tersenyum melihat kita. Jangan terlalu takut kehilangan aku, sesungguhnya aku takkan pernah pergi darimu. Kau boleh tenang sekarang. Kamu, aku, dua pena yang sedang menulis satu cerita di kertas yang bernama usia.

KAU ADALAH SATU SATU NYA PELANGI YANG BISA KULIHAT TANPA HARUS MENUNGGU HUJAN :)

Rindu tak terucap kata, karena itu kutulis saja, di udara, tanpa pena..
Semoga sampai pada nafasmu